oleh : Novia Dwi Anggraeni
HIDUP manis tanpa gula menjadi harapan semua orang agar mampu menjalani hidup sehat dan produktif sepanjang hayatnya. Namun, ada sekelompok orang yang mengidap Diabetes Melitus (DM) atau awam mengenalnya penyakit kencing manis. Jumlah pengidap penyakit DM trennnya naik setiap tahunnya. Di Kota Balikpapan pada tahun 2022 jumlah pengidap penyakit DM meningkat bahkan ditemukan kasus pada kelompok usia usia 1-19 tahun, kelompok usia anak-anak dan remaja yang umumnya perlu banyak energi untuk bergerak, bermain, dan beraktivitas. Pada kelompok usia produktif 20-54 tahun, kasus terbanyak ada di Kelurahan Klandasan sejumlah 1.036 kasus, di Sepinggan 749 kasus dan kelurahan-kelurahan lain di kisaran 450-600 kasus. Pada kelompok usia 55-69 tahun, di Klandasan ada 970, Sepinggan 912 kasus dan kelurahan-kelurahan lain di kisaran 450-600 kasus. Kasus DM di Provinsi Kalimanatan Timur tercatat prevalensi atau Prevalensi (atau proporsi dari populasi tertentu) 2,3 persen dari total jumlah penduduk diatas 15 tahun keatas di Kaltim yang mencapai 2,7 juta lebih ; dan secara nasional mencapai 19,5 juta orang pada 2021 dari 273,8 juta penduduk berdasarkan hasil survai Intenational Diabetes Foundation (IDF) pada kelompok usia 20-79 tahun dan Indonesia menempati peringkat kelima negara-negara dengan jumlaj pengidap DM terbanyak di dunia. Di China terdapat 140,9 juta orang dari 1,412 miliar penduduk, di India terdapat 74,2 juta orang dari 1,408 miliar penduduk, di Pakistan terdapat 33 juta orang dari 231,4 juta penduduk dan di Amerika Serikat terdapat 32,2 juta orang dari 331,9 juta penduduk. Kondisi ini menjadikan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan rumah-rumah sakit melakukan upaya penvegahan dan pengendalian penyakit DM melalu program Hidup Manis Tanpa Gula sekaligus untuk mempeluas cakupan pelayanan kesehatan UHC (Universal Health Coverage).
Berbagai upaya pencegahan dan pengendalian penyakit DM dilakukan secara kolaboratif antar para pemangku kepentingan bidang kesehatan dari pusat hingga daerah. Namun demikian hasilnya belum maksimal karena berbagai faktor diantaranya keterbatasan fasilitas, pembiayaan maupun tingkat kesadaran para pengidap penyakit DM masih relif rendah.
PANDU Diabetes
Istilah “PANDU Diabetes” ini merupakan akronim dari “Pendamping Diet Untuk Diabetes; dimana penulis sebagai nutrisionis di RSUD Beriman Kota Balikpapan berperan aktif dalam berbagai kegiatan promosi kesehatan, dalam hal ini konseling gizi diet diabetes kepada para pengidap penyakit Diabetes Melitus beserta keluarganya. PANDU Diabetes ini merupakan salah satu inovasi promosi kesehatan yang penulis lakukan dalam rangka tindak lanjut pemantauan keberhasilan konsultasi gizi setelah rawat inap atau rawat jalan pasien Diabetes Melitus. Inovasi ini menjadikan penulis sebagai niminasi nakes teladan tingkat Kota Balikpapan. Harapannya menjadi Juara di tingkat Provinsi Kalimantan Timur maupun nasional agar memberikan nilai tambah (advantage value) bagi semua orang, terutama para pengidap penyakit DM.
Inovasi PANDU Diabetes ini merupakan program pendampingan pasien DM dalam menjalankan dietnya sehari-hari setelah mendapatkan konseling oleh Ahli Gizi baik rawat inap atau rawat jalan. PANDU Diabetes bertujuan untuk : a) pendampingan dalam menjalankan diet setelah pasien memperoleh konseling gizi ; b) pemantauan kepatuhan dan keberhasilan diet diabetes hingga mencapai GDP/GDS normal yaitu 120 mg/dL. Inovasi ini bermula dari program terobosan konsultasi gizi secara daring atau online tahun 2017 dan dilakukan penguatan program sejak tahun 2021 melalui Layanan Konsultasi Gizi Online untuk semua penyakit. Kemudian, penulis berinisiasi melakukan inovasi PANDU Diabetes khusus bagi pengidap penyakit DM. Tanggapan dan dukungan dari Direktur dan segenap jajaran RSUD Beriman Balikpapan sangat baik, begitu pun tanggapan pasien beserta keluarga sehingga program ini menjadi salah satu unggulan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Kegiatan PANDU Diabetes kepada pasien DM beserta keluarga dilakukan setiap hari sesuai kebutuhan pasien beserta keluarganya guna mengkonsultasikan hal-hal yang berkaitan dengan diet diabetes, meliputi : a). Konseling Gizi Diet Diabetes di Rawat inap dan Rawat Jalan; b) Evaluasi tentang pengetahuan pasien mengenai diet diabetes; c) Konsultasi Gizi diet diabetes secara online; d) Monitoring kepatuhan dan nilai laboratorium GDP/GDS. Dan Program PANDU Diabetes akan diakhiri apabila seorang pasien telah mencapai nilai GDS/GDP normal yaitu 120 mg/dL. Dalam konsultasi gizi selain tatap muka secara regular juga melalui online dan media seperti pamflet-pamflet, video Pandu Diabetes maupun aktif dalam kegiatan komunitas Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia). Dalam melaksanakan Inovasi “Pandu Diabetes” dilaksanakan sesuai dengan Panduan Perilaku ASN BerAKHLAK, yaitu : a) Berorientasi pada Pelayanan: Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat dengan perilaku ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan; b) Akuntabel : Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, serta disiplin dan berintegritas tinggi; c) Kompeten : Membantu orang lain belajar dan melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik’ d) Harmonis : Memelihara hubungan baik dan harmonis; e) Loyal : Menjaga nama baik pimpinan, instansi dan negara; f) Adaptif : Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas dan bertindak proaktif; dan g) Kolaboratif : Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi dan enggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.
Sehingga melalui Pandu Diabetes ini diharapkan kesadaran mereka akan meningkat untuk mengelola kondisinya secara mandiri dengan pendampingan oleh dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Pandu Diabetes yang penulis lakukan merupakan terobosan yang bersifat inovatif yang dikemas secara sederhana, mudah dimengerti, dipahami dan dilaksanakan oleh siapa pun yang memerlukannya, terutama para pengidap penyakit DM. Tantangannya pun tidak mudah mengingat latar belakang pasien DM yang bervariasi seperti perbedaan tingkat pendidikan, ekonomi, sosial dan budaya memerlukan upaya-upaya cerdas, komprehensif dan berkelanjutan.
Pelayanan Kesehatan Prima
Di era transparansi seperti sekarang kini, tuntutan akan pelayanan kesehatan yang bermutu dan dapat diakses oleh semua orang semakin meningkat sehingga pelayanan rumah sakit harus ditingkatkan, termasuk pelayanan gizi kepada pasien. Pelayanan gizi harus menerapkan standar mutu untuk menjamin kualitas pelayanan prima yang diberikan kepada masyarakat. RSUD Beriman Balikpapan pun berkhidmat dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat di Kota Balikpapan, dengan visi menjadi Rumah Sakit Daerah yang terpercaya, inovatif dan berkeadilan dan misi untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau, professional dan berorientasi pada pasien. Memiliki motto Promotive, Educative, Love, Inovative (PEDULI) yang dibangun dengan falsafah berkomitmen mewujudkan keselamatan, kesembuhan dan kepuasan pasien serta keluarganya. Didalam menjalankan tugas dan fungsinya, RSUD Beriman Balikpapan memiliki nilai-nilai : integritas, profesional, kerja sama, dan responsive untuk mencapai tujuan strategis yaitu : a) Terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau; b) Meningkatkan profesionalisme tenaga medis dan non medis Rumah Sakit; c) Meningkatnya pelayanan yang berorientasi pada pasien; d) Terwujudnya Tata Kelola Rumah Sakit yang baik; e) Terselenggaranya pusat pelayanan gigi, perempuan dan anak; f) Terwujudnya kerjasama dengan institusi pelayanan kesehatan, pendidikan dan swasta; g) Tercapainya transfer pengetahuan dalam rangka menunjang pelayanan kesehatan; dan h) Terselenggaranya konsep Green Hospital.
RSUD Beriman Balikpapan sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan di Kota Balikpapan harus mengambil peranan signifikan dalam meningkatakan derajat dan kualitas kesehatan masyarakat melalui implementasi visi dan misinya secara profesional yang didukung oleh para tenaga kesehatan, tenaga penunjang, fasilitas dan anggaran biaya yang memadai. Dalam hal penatalaksanaan penyakit diabetes melitus (DM), RSUD Beriman Balikpapan menyelenggarakan program-program preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif secara terpadu dan berkesinambungan. Keberhasilan penyelenggaraan program-program tersebut ditentukan oleh berbagai faktor, salah satu diantaranya oleh tingkat pengetahuan pasien diabetes melitus terhadap kesehatannya serta kepatuhan dalam menjalankan dietnya. Kegiatan pelayanan kesehatan mencakup : a) Pelayanan Medis; b) Pelayanan Asuhan Keperawatan; c) Pelayanan Rekam Medik; d) Pelayanan Administrasi; e) Pelayanan Akomodasi; f) Pelayanan Farmasi dan Obat-Obatan; g) Pelayanan Penunjang Medik; h) Pelayanan Gizi’ dan i) Pelayanan Keamanan/Sosial.
Tetap Produktif
Dalam kondisi mengidap penyakit DM, harus memeliki semangat untuk tetap produktif disesuaikan dengan tingkat kemampuannya masing-masing. Terlebih di era digital, hendaknya berusaha untuk mencari peluang usaha melalui smart phone dan jejaring sosial. Mengelola penyakitanya secara benar antara lain pola makan benar, komsultasi dokter secara teratur dan mengelola stress. Lakukan ABC yaitu : a) A1C test untuk mengetahu perubahan glukosa darah dalam tiga bulan; b) Blood pressure untuk mengukur tekanan darah dan usahakan dibawah 130/80; c) Cholesterol dalam darah. Target kolesterol “baik” atau HDL (high-density lipoprotein) adalah di atas 40 dan LDL (low-density lipoprotein) atau kolesterol “jahat” di bawah 100. Kemjudian, berprilaku CERDIK, yakni Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin beraktifitas fisik, Diet yang baik dan seimbang, Istirahat yang cukup dan Kelola stress.
Dengan fenomena banyaknya kasus diabetes di kalangan usia produktif akan berdampak pada menurunkan produktivitas dan kualitas hidupnya yang secara nasional akan mempengaruhi kualitas dan daya saing bangsa. Disinilah pentingnya Pandu Diabetes untuk meningkatkan literasi masyarakat tentang pencegahan dan pengendalian penyakit DM, khusunya bagi para pengidap penyakit DM beserta keluarganya.