Oleh : DR. K.R.A.A. SUHARYONO S. HADININGRAT
MELEJITNYA harga barang kebutuhan pokok menjelang tahun baru sungguh sangat memberatkan dan rakyat menjerit karena susah memenuhi kebutuhan sehari-hari. Beda dengan mereka para orang kaya, dimana jumlahnya mereka hanya sekitar 1 (satu) persen dari seluruh jumlah penduduk Indonesia menguasai lebih dari 50 (lima puluh) persen aset nasional. Terlebih BBM dan gas juga naik sehingga memicu kenaikan semua harga barang. Kondisi dan mekanisme pasar yang semacam ini tidak dapat dibiarkan dan perlu kehadiran negara untuk mengendalikannya. Kondisi ini dirasakan sangat berat, apalagi para pengangguran yang tidak mempunyai pendapatan tetap akibat terdampak pagebluk covid 19 yang belum dapat diatasi; bahkan muncul varian baru seperti omicron. Sungguh ini simalakama bagi rakyat kebanyakan satu sisi terdampak pagebuk covid 19 dan di sisi lain tidak berdaya menghadapi lonjakan harga barang-barang komoditas.
Pengendalian Harga
Pemerintah harus menjaga stabilitas harga barang dan bahan pokok antara lain melalui implementasi dari sistem manajemen logistic yang efektif agar produksi cukup demand tetap harga stabil, tapi kalau produksi limited, demand naik, harga pasti naik. Perkuat UMKM dan koperasi agar dapat menjaga pasokan. Perlu juga dilakukan operasi pasar oleh BULOG agar rakyat mendapat akses sembako yang terjangkau. Harga komoditas terutama sembako yang melejit disinyalir juga akibat para cukong dan tengkulak yang menimbun dan memainkan pasar; disamping adanya kebutuhan yang naik. Para cukong dan tengkulak memainkam momentum musiman seperti ini sehingga daya beli melorot karena pendapatan tidak mencukupi.
Daya beli berkaitan sangat erat dengan penghasilan; dimana penghasilan akan meningkatkan daya beli, dan sebaliknya. Penurunan daya beli masyarakat ini terlihat dari anjloknya pertumbuhan sektor ekonomi yang tidak menggembirakan dan hanya dinikmati oleh para pemodal. Penurunan daya beli ini menciptakan kurva demand yang menurun, itu menyebabkan harga-harga relatif tidak mengalami gejolak. Cara meningkatkan daya beli lain : a) membuka lapangan kerja agar mengurangi pengangguran, dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Peningkatan pendapatan tersebut tentu berdampak positif pada daya beli masyarakat secara keseluruhan. Kegiatan ekonomi di tanah air pun akan berlangsung lancar dan meningkatkan pendapatan negara. b) Penurunan Suku Bunga Acuan BI; c) Meningkatkan Batas Penghasilan Tak Kena Pajak (PTKP) agar masyarakat akan lebih banyak menggunakan penghasilannya untuk meningkatkan daya beli. Pemerintah akan tetap mendapatkan pemasukan melalui peningkatan jumlah pajak konsumsi; d) penguatan UMKM/Koperasi serta wirausaha; e) kibijakan jangan terlalu ketat mengejar pajak dari masyarakat dan f) membuat program-program padat karya agar masyarakat mendapatkan pekerjaan dan memperoleh pendapatan. Jika tidak, maka terjadi lingkaran setan kemiskinan yang berawal dari ketidakmampuan mendapatkan akses pekerjaan, tidak mempunyai penghasilan tetap – terpaksa kerja serabutan, yang pentng bias makan –, dan menjadi miskin.
Pengentasan Pengangguran dan Kemiskinan
Daya beli yang turun akibat menganggur akan menambah angka kemiskinan, sehingga perlu diatasi secara komprehensif. Salah satu strategi penurunan kemiskinan yang penting selain mengurangi beban pengeluaran adalah dengan meningkatkan pendapatan seperti peningkatan akses permodalan, peningkatan kualitas produk dan akses pemasaran, pengembangan keterampilan dan layanan usaha, serta pengembangan kewirausahaan, kemitraan, dan keperantaraan. Secara makro, harus dibarengi dengan memperkuat pertumbuhan ekonomi yang inklusif, menjaga stablilitas makro ekonomi, stablilsasi harga, menciptakan lapangan kerja produktif, menjaga iklim investasi, menjaga regulasi perdagangan, meningkatkan produktivitas sektor pertanian, dan mengembangkan infrastruktur wilayah tertinggal. Dan secara mikro, masyarakat di bawah garis kemiskinan nasional (GKN) diberikan bantuan pangan (rastra) dan bantuan pangan non tunai (BPNT), program keluarga harapan (PKH), serta bantuan iuran jaminan kesehatan Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Pun, pemerintah harus berupaya meningkatkan : a) pendapatan masyarakat miskin dan rentan dengan akses permodalan, meningkatkan kualitas produk dan akses pemasaran, mengembangkan keterampilan layanan usaha, serta mengembangkan kewirausahaan, kemitraan, dan keperantaraan; b) reformasi anggaran subsidi4; dimanna alokasinya untuk affirmative policy bagi rakyat miskin.; c) peningkatan anggaran perlindungan sosial, pendidikan dan kesehatan.; d) penguatan ekonomi domestik dan tata kelola impor. Penguatan ekonomi domestik diwujudkan melalui peningkatan kemudahan berusaha di daerah yang dipantau dengan ketat dan kemudahan izin berusaha melalui Online Single Submission (OSS); dan e) pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di luar Pulau Jawa untuk memperkuat infrastruktur, konekivitas yang menghubungkan antara pusat ekonomi dan wilayah penunjang, sekaligus memperkuat pengembangan produk lokal.
Kemudian, pengangguran yang mencapai sebesar 9,1 juta orang (da BPS Agustur 2021) harus diatasi secara komprehensif melibatkan semua elemen bangsa secara penta helix. Perlu sinergi antara pemerintah, akademisi, industry, masyarakat dan media. Dalam hal ini. DR.Ida Fauziah, Menteri Ketenagakerjaan R.I. mempunyai 9 (Sembilan) lompatan program yaitu : a) Tranformasi Balai Latihan Kerja (BLK); b) Penguatan Link & Match ketenagakerjaan; c) Transformasi Program Perluasan kesempatan kerja; d) Pengembangan Talenta Muda; e) Perluasaan Pasar kerja luar negeri; f) Visi baru hubungan industrial; g) Reformasi pengawasan tenaga kerja; h) Pengembangan ekosistem digital; dan i) Reformasi birokrasi. Harapannya akan menjadi road map dalam menyelesakan persoalan-persoalan ketenagakerjaan yang semakin kompleks di tengah pagebluk covid19 maupun tantangan kemajuan global, terutama teknlogi informasi dan revolusi industry 4.0 maupun Society 5.0 ala Jepang. Kini era disrupsi, dimana menurut laporan World Economic Forum (WEF) telah terjadi 85 Juta Pekerjaan hilang, dan potensi akan tumbuh 97 juta pekerjaan baru tumbuh. Dan menurut Mc Kinsey & Company pada Tahun 2030 akan ada 23 juta lapangan pekerjaan hilang dan ada potensi 27-46 juta pekerjaan baru tumbuh dan sedang berproses; dimanan negara maju akan tetap menjadi leades dan negara berkemkang menjadi lahan pemasaran dan follower atas kemajuan teknologi yang diciptakan oleh negara-negara maju. Kondisinya semakin VUCA dan TUNA.
Starfish Retrospective Strategy
TURBULENSI inilah kondisi perubahan zaman now yang mengakibatkan sudden death (mati mendadak) institusi, lembaga, perusahaan, personal bahkan negara sekali pun jika gagal memitigasi kondisi yang terjadi dan mengambil keputusan secara sangat cepat dan tepat untuk menghadapinya. Kondisi ini tidak sekoyong-konyong muncul, ini sudah dikondisikan oleh negara-negara maju melalui Reseach and Development untuk mengendalikan pasar global; termasuk covid 19 yang ditemukan pertama kali pada akhir 2019 yang hingga kini belum dapat diatasi.
Beberapa tahun terkahir dunia dikejutkan dengan revolusi industri 4.0 dan society 5.0 ala Jepang ditambah dengan kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi sehingga dunia seakan-akan borderless. Kemudian munculnya pandemi covid 19. Perubahan berlangsung cepat dan susah diprediksi. Kondisi ini dikenal dengan kondisi VUCA (.(Volatility,UncertaintyComplexity and Ambiguity; sekarang berubah menjadi kondisi ”TUNA” (Turbulency,Uncertainty, Novelty and Ambiguity), yang menyasar ke semua gatra kehidupan baik personal, k omunitas, korporasi maupun negara. Banyak inidividu, korporasi dan negara terdadak oleh peruabahn ini, dan tidak banyak pula yang gagap paham dan terjerembab sehingga mengalami berbagai krisis.
Kondisi yang serba TUNA akan menambah persoalan dan kerumitan dalam menemukan solusi terbaik, walaupun cadangannya masih banyak yang belum digarap karena sepinya investor. Strategi menghadapi kondisi VUCA kita menggunakan sgtrategi VUCA Prime (Vision, Understanding, Clarity & Agilty); sedangkan menghadapi TUNA dapat kita lakukan dengan Starfish Retrospective Strategy (Srategi Kilasbalik Ikan Bintang) untuk mereview, apa yang seharusnya untuk terus dilakukan, dikurangi, tambahkan, hentikan dan mulai; maupun SWOT (Stenght, Weakness, Opprtunity and Treath) Analysis. Menurut Adam Vigdor Gordon (2016), scenario planning could be used as a tool to give direction and form a series of strategies to win the battle of uncertainties in the world/situation of TUNA. Bahwa perencanaan skenario dapat digunakan sebagai alat untuk memberikan arah dan membentuk serangkaian strategi untuk memenangkan pertempuran ketidakpastian di dunia/situasi TUNA.
Retrospektif Starfish (Kilas Balik Ikan Bintang) adalah teknik merefleksikan suatu tindakan yang dikembangkan oleh Patrick Kua untuk menilai kondisi yang ada untuk menghadapai perubahan-perubahan yang terjadi dan akan terjadi. Komunikasi dan kolaborasi tim dibangun sedemikian rupa sehingga membahas berbagai hal secara terbuka dan masing-masing anggota tim memiliki kontribusinya masing-masing. Diawal kita melakukan brainstorming membahas berbagai masalah secara mendalam kemudian diakhiri dengan tindakan afirmatif positif dan konstruktif. Ada 5 (lima) Elemen dari Retrospektif Starfish (Kilas Balik Ikan Bintang) meliputi :
1). Keep Doing (Terus Melakukan) – Ini adalah hal-hal yang memberi energi pada tim, menambah nilai dan sesuatu yang dilakukan tim dengan baik dan Anda mengenali nilai di dalamnya. Apa hal baik dalam proyek Anda atau apa yang akan dilewatkan orang jika tidak ada?
2) Less Of (Kurang Dari) – Ini adalah praktik yang sudah dilakukan tetapi mungkin perlu disempurnakan karena saat ini tidak membantu atau produktif dalam situasi saat ini. Ini bisa sesederhana perilaku, aktivitas atau rutinitas yang tidak efisien atau menambah nilai dalam bentuknya saat ini.
3) More of (Lebih Banyak) – Ini mungkin praktik, teknologi, atau aktivitas yang menurut anggota tim harus ada lebih banyak atau saat ini tidak dimanfaatkan sepenuhnya. Ini mungkin program berpasangan tambahan atau menjalankan rapat yang lebih singkat dan tajam.
4) Berhenti Melakukan (Stop Doing) – Ini adalah hal-hal yang tidak membawa nilai, atau bahkan lebih buruk, menghalangi. Saatnya untuk pergi.
5) Mulai Melakukan (Start Doing) – sebuah ide baru, atau sesuatu yang telah Anda lihat bekerja sebelumnya yang ingin Anda bawa ke meja. Mungkin sesuatu yang sederhana atau hanya untuk menjaga agar tetap dinamis dan menyenangkan.
SWOT Analysis
SWOT Analysis dikembangkan oleh Albert Humphrey sebagai teknik analisis kekuatan dan kelemahan dari faktor internal perusahaan/instansi.lembaga atau negara; dan menganlisi peluang dan tantangan dari faktor eksternal yang mungkin berpengaruh. Tujuan SWOT analysis untuk menemukan aspek-aspek penting dari kekuatan dan kelemahan suatu persahaan/lembaga/negara maupun menganilis peluang dan tantangannya. Kemudian, dari analisis SWOT tersebut, akan kita lakukan strategi-strategi :
1) SO (Strengt-Opportunity) : memnafaatkan peluang dengan menggunakan kekuatan yang ada.
2) WO (Weakness-Opportunities) : memanfaatkan peluang dengan mengatasi kelemahan internal.
3) ST (Strengt-Threat) : memanfaatkan kekuatan untuk menghindari ancaman/tantangan.
4) WT (Weakness – Threat) : memperkecil kelemahan untuk menghindari ancaman/tantangan.
Dengan demikian, diharapkan kita mampu memitigasi, mengevaluasi dan memnyiapkan opsi-opsi solusi secara cepat dan tepat sehingga kita akan tetap eksis bahkan berkembang maju; termasuk bagaimanan kita mengendalikan harga barang agar rakyat dapat memenuhi kebutuhannya.