Oleh : Redaksi Impinews.com
Tiga ratus lima puluh tahun menjajah Indonesia, cukupkah Belanda hanya meminta maaf? Kejahatan kemanusiaan yang dilakukan lebih dari 3,5 abad lamanya itu, tidak akan bisa ditebus dengan apa pun. Belanda laknatullah telah menindas bangsa Indonesia yang tidak bisa dibenarkan dengan dalih apa pun.
Belanda menyampaikan maaf kepada Indonesia atas kejahatan kemanusiaan yang dilakukan pada 1945-1949. Cukupkah kejahatan kemanusiaan hanya meminta maaf? Bagaiamana dengan penjajahan selama 350 tahun, yang telah mengahancurkan semua senditi kehidupan dan martabat kemanusiaan?
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte meminta maaf sepenuhnya kepada Indonesia pada Kamis (17/2/2022) waktu setempat. Kementerian Luar Negeri RI (Kemenlu) menanggapi permintaan maaf yang didasarkan dari temuan sejarah yang menunjukkan bahwa Belanda menggunakan “kekerasan ekstrem” dalam merebut kembali wilayah bekas jajahannya termasuk Indonesia pada 1945-1949 itu. “Pemerintah Indonesia mengikuti dari dekat publikasi hasil penelitian sejarah “Kemerdekaan, Dekolonisasi, Kekerasan dan Perang di Indonesia 1945-1950” yang dilakukan oleh tiga lembaga peneliti Belanda (KITLV, NIMH, dan NIOD) dan beberapa peneliti Indonesia,
Tiga lembaga peneliti Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies (Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde/KITLV), The National Institute of Mental Health (NIMH), dan NIOD Institute for War, Holocaust and Genocide Studies (Institut NIOD untuk Pembelajaran Perang, Holokaus dan Genosida) dan sejumlah peneliti Indonesia.
Temuan sejarah menunjukkan militer Belanda terlibat kekerasan yang sistematis, berlebihan, dan tidak etis semasa perjuangan Indonesia pada 1945-1949. Tindakan itu bahkan diterima dan dimaklumi oleh Pemerintah Belanda dan rakyatnya saat itu. Penelusuran bersejarah ini didanai Pemerintah Belanda pada 2017. Proses itu dilakukan oleh lebih dari 20 akademisi dan ahli dari kedua negara, lalu dipresentasikan di Amsterdam.
Rutte menyatakan bahwa
“Atas kekerasan ekstrem yang sistematis dan meluas di pihak Belanda pada tahun-tahun itu dan pengabaian yang terus menerus oleh kabinet-kabinet sebelumnya, saya hari ini meminta maaf yang sebesar-besarnya atas nama pemerintah Belanda kepada rakyat Indonesia. Kami juga harus mencatat bahwa permintaan maaf adalah untuk semua orang di negara kita yang harus hidup dengan konsekuensi dari perang kolonial di Indonesia, sering sampai hari ini.”tulis Mark.
Mark Rutte menuliskan ada bab menyakitkan dalam sejarah berisi ribuan cerita individu dan sangat berbeda, dihubungkan oleh masa lalu yang masih belum selesai.
“Oleh karena itu, janganlah penelitian ini menjadi titik akhir, tetapi langkah selanjutnya dalam pemrosesan bersama.”lanjutnya.
Rutte sekaligus menyampaikan penyesalan pemerintah Belanda yang menutup mata terhadap masalah tersebut.
Comments are closed.